Kamis, 29 September 2011

Pertanyaan Bab. 5

Apa yang dimaksud dengan etika? Dan sebutkan faktor-faktor  yang mempengaruhi Etika Manajerial!

Jawaban :
Etika adalah peraturan dan prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah.
Faktor-faktor:
  1. Karakteristik Individu
  2. Desain Struktur Organisasi
  3. Budaya Organisasi
  4. Intensitas Masalah

Kamis, 22 September 2011

Rangkuman Bab.4 Mengelola dalam Lingkungan Global

Cara pandangan terhadap lingkunga global bermacam-macam, contohnya Amerika dengan pandangan parokialisme, yaitu pandangan sempit terhadap dunia; ketidakmampuan mengenali perbedaan diantara orang. Ada tiga sikap terhadap bisnis internasional yang dimiliki oleh para manager. Sikap tersebut adalah sikap etnosentris, polisentris, dan geosentris.

Dalam lingkungan global, tentunya memiliki tantangan tersendiri, diantaranya harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan global, harus mampu menghindarkan sikap parokialisme, dll. Untuk bersaing di lingkungan global, suatu negera bisa masuk ke dalam beberapa aliansi perdagangan, seperti Uni Eropa, NAFTA, ASEAN, MERCOCUR, COMESAN  Free Trade Area of the America, Africa Union, dan The World Trade Organization. Ada tiga macam perbedaan jenis Organisasi Global, yaitu Multinational Corporation (MNC), Transnational Corporation (TNC), dan Borderless Organization.

Agar Perusahaan dapat menjadi gelobal, maka harus melalui tiga tahapan. Ketiga tahapan tersebut adalah Tahap-1 mengekspor atau mengimpor dari luar negara, tahap-2 mempekerjakan perwakilan asing atau melakukan perjanjian bidang pabrikan di luar negeri, dan tahap-3 operasi internasional yang mapan.


Kamis, 15 September 2011

Pertanyaan

Tantangan apa yang akan dihadapi oleh seorang manajer yang bekerja di cabang organisasi internasional di luar negeri?

Minggu, 11 September 2011

Mengidentifikasi budaya organisasi dengan memperhatikan tujuh dimensi yang membentuk budaya organisasi

    Ruangan kelas merupakan suatu organisasi kecil yang dibentuk untuk kegiatan belajar mengajar. Melihat dari tujuh dimensi budaya organisasi, ruangan kelas mempunyai nilai orientasi tim. Karena dalam satu kelas merupakan satu tim. Apabila ada salah seorang yang tidak kompak dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar para mahasiswa atau bahkan membuat suasana belajar mengajar menjadi tidak kondusif. Jadi dapat diibaratkan seorang dosen sebagai managernya dan para mahasiswa sebagai karyawanya. Seorang dosen harus mampu mengendalikan suasana kelas agar para mahasiswa dapat tetap memperhatikan kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dosen juga dapat menerapkan budaya - budaya yang baik supaya dapat membuat mahasiswa menjadi lebih disiplin dan lebih baik. Oleh karena itu, supaya dapat tercapai harus ada kerjasama antara dosen dengan mahasiswa supaya kegiatan belajar menjadi lebih kondusif.

Sabtu, 10 September 2011

SEJARAH MANAJEMEN

Kelas Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Dosen : Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc
Oleh Doni Ramdhani (G64100038)
Departemen Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Manajemen di jaman kuno
Manajemen telah berkembang sejak jaman kuno. Hal ini bisa dibuktikan dengan berbagai karya yang dihasilkan oleh orang-orang di masa lalu. Tembok Besar China dan Piramida di Mesir merupakan contoh maha karya dari peradaban di masa tersebut. Proyek ini dikerjakan oleh ribuan orang dengan waktu puluhan tahun, hal itu tentu jauh dari istilah modern. Piramida misalnya, dibangun tidak kurang dari 100.000 orang selama 20 tahun. Untuk menyelesaikan proyek yang dikerjakan oleh orang sebanyak itu, perlu ada yang mengatur / memanajemen yang dipimpin oleh seorang atau beberapa orang manajer.

Era Adam Smith
Pada tahun 1776, Adam Smith dalam bukunya “The Wealth of Nation”, mengemukakan adanya manfaat ekonomis bagi organisasi yang menerapkan pemabagian kerja (division of labor), yang para pekerjanya di bagi kedalam tugas spesifik dan berulang.

Era Revolusi Industri
Pada abad 18 di Inggris dan bergerak ke Amerika pada akhir Perang Saudara, mampu merubah sistem produksi rumahan menjadi pabrik. Hal ini karena adanya mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia menyebabkan produksi barang secara masal di pabrik yang juga didukung oleh inovasi dalam teknologi transportasi seingga terasa lebih hemat.